SELAMAT DATANG di WARALABA AYAM PENYET.... Ambil Peluang Usaha AYAM PENYET... SEKARANG!!!!

CARA MEMASAK AYAM PENYET SECARA UMUM

Tuesday, May 15, 2012

Tips Usaha Jualan Nasi Goreng Agar Sukses dan Menguntungkan


Tips Usaha Jualan Nasi Goreng Agar Sukses dan Menguntungkan



Tips Usaha Jualan Nasi Goreng - Memulai usaha saat ini bisa di lakukan oleh siapa saja dengan jenis bisnis apa saja. Salah satu jenis bisnis yang sangat potensial untuk di jalankan adalah usaha jualan nasi goreng. Usaha yang satu ini masuk dalam jenis usaha kuliner makanan padat, yakni makanan yang mengenyangkan. Sejak dahulu, usaha bidang kuliner memang cukup bagus untuk di jalankan, mengingat arti dari kuliner sendiri adalah makanan. Dimana makanan adalah kebutuhan pokok bagi makhluk hidup termasuk manusia.

Nasi goreng merupakan makanan yang tidak asing lagi di telinga kita, dari sabang hingga merauke pasti mengenal makanan yang satu ini. Bahkan nasi goreng merupakan salah satu dari sekian makanan terlezat di Dunia dan di Indonesia. Asal mula nasi goreng sendiri tidak begitu jelas, ada yang mengatakan nasi goreng berasal dari negara Tiongkok dan ada pula yang mengatakan jika nasi goreng berasal dari Indonesia. Namun dari mana asalnya yang jelas nasi goreng sudah di kenal di seluruh dunia dan merupakan makanan sejuta umat.

Usaha nasi goreng sendiri bukanlah usaha yang harus di dirikan dengan modal awal yang besar, karena nasi goreng sendiri merupakan makanan sejuta umat, tidak hanya orang kaya, namun kalangan bawah juga bisa makan nasi goreng. Itu karena harga nasi goreng sendiri tidak semahal makanan restoran, dengan biaya 10 ribu saja kita sudah bisa menikmati lezatnya nasi goreng.

Apabila anda tertarik memulai usaha yang satu ini, kami akan membagikan beberapa tips sukses usaha jualan nasi goreng, berikut ini beberapa tipsnya, siapa tahu bermanfaat bagi anda.

Tips Usaha Jualan Nasi Goreng Agar Sukses dan Menghasilkan


1. Tempat Berjualan / Lokasi Usaha

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, nasi goreng merupakan makanan yang tidak memandang status sosial, siapa saja suka dengan nasi goreng. Melihat hal tersebut, anda tidak perlu memperhitungkan masalah tempat usaha. Yang terpenting jualah nasi goreng di tempat-tempat yang ramai, seperti di dekat jalan raya. Anda bebas menjual nasi goreng, mau menggunakan gerobak atau mendirikan rumah makan nasi goreng. Sesuaikan saja dengan modal yang ada, agar usaha bisa berjalan lancar.

2. Perlengkapan Usaha Nasi Goreng

Apa saja perlengkapan usaha nasi goreng? Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan perlengkapan usaha kuliner lainnya. Yang jelas di butuhkan perlengkapan memasak dan fasilitas pendukung lainnya. Perlengkapan usaha ini jelas membutuhkan modal atau biaya untuk membelinya, namun anda bisa meminimalisir biaya dengan cara menggunakan perangkat memasak anda di rumah. Beberapa yang di butuhkan adalah :
- Gerobak/Etalase : Rp. 2.500.000,-
- Kompor Gas dan Tabung Gas : Rp. 300.000,-
- Peralatan Masak : Rp. 300.000,-
- Peralatan Makan : Rp. 200.000,-
- Fasilitas : Rp. 200.000,-
- Lain-lain : Rp. 200.000,-

Kisaran modal awal yang di butuhkan dalam memulai usaha ini sekitar Rp. 3.700.000,-. Namun itu bukanlah angka pasti, harga barang bisa saja berubah, semua tergantung dari jenis barang dan spesifikasinya. Selain itu apabila anda memulai usaha ini dengan tempat usaha berbentuk bangunan, maka anda membutuhkan modal yang lebih besar dari modal di atas, bisa sampai 15 atau bahkan 20 Jutaan.

3. Rasa Nasi Goreng

Enak merupakan ungkapan positif dari konsumen kepada anda, apabila pembeli mengatakan nasi goreng anda enak, maka bisa di pastikan pembeli akan datang kembali keesokan harinya. Sehingga inti dari usaha nasi goreng, anda harus membuat nasi goreng dengan cita rasa yang lezat, kalau bisa lebih lezat dari pada pesaing-pesaing anda. Selain itu, anda juga harus kreatif dalam menyajikan nasi goreng, anda bisa menyajikan dengan hiasan atau dengan tampilan yang terkesan unik atau mewah. Selain itu anda juga bisa menambah variasi rasa dari nasi goreng tersebut.

4. Harga Nasi Goreng

Selain rasa, harga juga menjadi faktor penting di dalam usaha jualan nasi goreng. Pastikan jika anda menjual nasi goreng dengan harga yang bersahabat dengan masyarakat sekitar anda. Paling tidak anda harus menjual nasi goreng dengan harga yang standar, namun tetap jaga rasa dan kualitas dari nasi goreng tersebut. Rasa lezat harga bersahabat jelas lebih di pilih banyak orang. Yang terpenting jangan sampai rugi karena menjual nasi goreng dengan harga yang terlalu murah.


Thursday, May 3, 2012

Mencicipi Kriuknya Bisnis Kentang Goreng


Kentang goreng merupakan salah satu makanan yang lezat. Peluang usaha kentang goreng ini pun banyak laku di pasaran. Bagaimana dengan peluang usaha ini ! Simak selengkapnya berikut..

Bisnis kentang goreng atau french fries kini semakin menjamur. Banyak orang melirik usaha ini karena bahan bakunya mudah didapat, modalnya kecil, dan perputaran uangnya cepat.

kentang goreng

Salah satu pemainnya adalah Endy Hariandi yang mengusung brand KentangKita di Jakarta. Merintis usaha awal Juni 2014, Endy langsung menawarkan kemitraan usaha.

Kini mitra usahanya sudah ada 47 yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, dan Sukabumi. Sedangkan gerai milik sendiri ada tiga yang berlokasi di Jakarta. “Gerai tersebut  sekaligus menjadi pusat bahan baku,” katanya.

KentangKita menyajikan kentang goreng berbentuk stik dengan dua pilihan rasa, yaitu original dan pedas. Harga KentangKita dibanderol Rp 8.000 hingga Rp 10.000, tergantung dari ukuran kemasannya.

Dalam kemitraan ini, KentangKita mematok biaya investasi sebesar Rp 5 juta. Mitra mendapatkan satu set booth aluminium dengan payung, peralatan masak lengkap, cooler box, bahan baku dan bumbu, seragam, serta peralatan promosi seperti brosur dan banner.

Endy menargetkan, dalam sehari mitra bisa menjual minimal 30 karton. Dengan asumsi itu, omzet dalam sebulan bisa mencapai Rp 10 juta. Dengan margin 40%, mitra bisa balik modal dalam tiga bulan hingga empat bulan sejak memulai usaha.

Dalam kemitraan ini, tidak ada batasan minimal luas ruangan. Yang penting cukup  untuk gerobak ukuran 1,5 meter (m) x 1 meter. Hanya, lokasinya harus memilih tempat yang strategis. “Saya rekomendasikan  dekat dengan kampus, sekolah, kantor, dan pasar,” katanya.

Menurut Endy, kemitraan ini cepat balik modal karena tidak ada biaya royalti fee maupun franchise fee. Jadi seluruh laba masuk ke kantong mitra. Hanya, untuk bahan baku seperti bumbu, saus, dan kentang harus dibeli dari pusat.

Untuk mitra di Jabodetabek, pasokan bahan baku bisa langsung dikirim saat dilakukan pemesanan. Sedangkan di luar Jabodetabek harus menunggu satu hari sampai dua hari.

Hingga akhir tahun ini, Endy menargetkan bisa menambah 100 gerai lagi. Untuk mencapai target itu, minimal ada tambahan 10 mitra baru dalam sebulan. Untuk menjaring calon mitra, ia mengaku segera mengeluarkan berbagai varian menu olahan kentang.

Anda ingin mencoba usaha ini ! Jangan khawatir tak ada salahnya untuk mencoba. Usaha kentang goreng mudah dikerjakan dan gampang kok. Asal mau kerja keras usaha akan laku keras.

Sumber : peluangusaha.kontan.co.id

Wednesday, May 2, 2012

Sedapnya Keuntungan Mie Ayam Ceker


Kenikmatan yang tersaji pada mie ayam ceker ini ,senikmat peluang usaha yang dijanjikan .Ingin tahu bagaimana nikmatnya usaha ini, yuk mari kita simak.

Kebutuhan akan makanan dalam setiap harinya membuat usaha makanan selalu berkembang dan tak akan ditepis oleh zaman karena akan selalu dicari oleh orang. Makanan yang paling dicari dan pasti selalu laris sekarang ini adalah menu mie ayam ceker. Salah satu bisnis kuliner yang paling menjanjikan.Sudah banyak sekali pelaku usaha mie ayam ceker yang sudah menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah bapak Dudi Kuswara dengan bisnis yang dinamainya Mie Ayam Ceker Cikasungka.

mie ayam ceker

Pak Dudi telah merintis usaha mie ayam ceker pada tahun 2011 di wilayah Cileunyi, Jawa Barat. Setelah sukses mendirikan bisnisnya setahun kemudian dia memulai penawaran kemitraan, sehingga dia bisa membantu dan bekerja sama dengan orang lain.

Sekarang ini Pak Dudi sudah memiliki 10 mitra, yang sudah menyebar di Bandung, Tangerang dan Garut. Selain 10 gerai untuk mitra, dia juga memiliki 9 gerai yang dia kelola sendiri, jadi total semuanya adalah 19 gerai.

Paket kemitraan yang ditawarkannya ada 2 macam. Yang pertama adalah paket kemitraan dengan investasi sekitar Rp. 21 juta. Dari paket gerai ini, mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan dapur dan makan, meja dan kursi.

Pendapatan dari paket pertama ini sekitar Rp. 25 juta- Rp. 40 juta/bulan. Laba bersihnya 17%. Dalam omzet ini maka dalam 1 tahun akan mencapai target balik modal.

Selanjutnya paket yang ke 2 adalah paket gerobak Luigi. Biaya invest sekitar Rp. 8 juta. Mitra akan mendapatkan gerobak dan alat masak juga kursi 3 buah. Pendapatan yang didapat dari paket gerobak Luigi mencampai Rp. 7 juta-Rp. 12 juta/bulan. Laba berih yang ada pada paket ini sekitar 25 % dan para mitra bisa balik modal sekitar 6 bulan.

Dudi mengatakan bahwa dari kedua paket ini, paket yang pertama lebih banyak pemilih, dibandingkan dengan paket gerobak luigi. Karena mereka ingin membidik pembeli dari golongan menengah atas, sedangkan paket gerobak luigi hanya bisa mencapai target kalangan menengah bawah.

Dari semua paket kemitraan ini, Dudi memiliki target untuk memperoleh satu mitra dalam setiap bulannya. Tidak ada biaya royalty yang dikenakannya. Hanya saja mitra, harus membeli bahan baku dari pusat. Biaya yang dikenakan untuk bahan baku ini sekitar 50% dari omzet penjualan mie ayam ceker.

Pak Dudi juga mengatakan, selain menjual mie ayam ceker ini, dia juga menjual bisnis kuliner lain seperti pangsit dan bakso. Harga yang dibandrol oleh Pak Dudi sangat terjangkau, sekitar Rp. 7.000 sampai Rp. 14.000 per saji. Sangat terjangkau untuk porsi segala usia.

Berbisnis makanan kuliner seperti mei ayam, bakso memang selau menjanjikan. Apabila jika Anda tertarik dengan penawaran kemitraan, maka Anda harus memperhatikan bagaimana kondisi pusatnya. Bila bisnis pada pusat mengalami kelancaran yang pesat, maka target balik modal sudah tercapai dan tidak akan ada masalah pada keuangan, sehingga Anda tidak perlu ragu lagi untuk mencobanya.

Bisnis mie ayam ceker cikasungka dari Pak dudi ini sudah dikatakan baik dan berhasil. Dia sudah berhasil mengembangkan dan menjalankan usahanya dengan baik. Jadi tunggu apalagi, jika Anda tertarik menjalankan bisnis seperti Pak Dudo, segeralah mencoba.

Nah itulah beberapa info menarik yang bisa menambah wawasan dan inspirasi untuk menjalankan bisnis Anda. Sekian dan terima kasih.

Tuesday, May 1, 2012

Pedagang Fried Chicken Gerobak, Sebulan Kantongi Untung Bersih Rp 6,5 Juta

Ulasan Khusus: Fried Chicken
Pedagang Fried Chicken Gerobak, Sebulan Kantongi Untung Bersih Rp 6,5 Juta


Pedagang kecilpun ikut ambil bagian dalam bisnis fried chicken. Resep dan proses pembuatannya diadaptasi. Meski lebih sederhana, namun usaha ini lumayan menjanjikan. Untuk 1 gerobak saja, keuntungan bersihnya mencapai Rp. 6,5 juta per bulan!

Penikmat fried chicken yang tak pernah surut mendatangkan rezeki tersendiri bagi para pedagang ayam goreng tepung. Masyarakat ekonomi bawahpun bisa mencicipi menu ini dengan harga lebih ekonomis. Meski tak mengusung nama franchise dan mengelola sendiri, usaha bisa laris dan bertahan lama.

Salah satu contoh sukses adalah pedagang fried chicken bernama Rahman. Pria ini sudah 6 tahun menggeluti usaha fried chicken. Sebelumnya, pria ini bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan retail di Jakarta. Namun perusahaannya bangkrut dan ia kehilangan pekerjaan. Rahmanpun mencoba membuka usaha ayam goreng tepung.

"Awalnya 6 tahun lalu hanya coba-coba. Bumbu raciknya juga beli yang siap olah, waktu itu sekitar Rp. 15.000 untuk satu hari, cukup untuk 10 ekor. Tapi lama-lama mencoba sendiri. Sempat gagal, tapi terus saya coba hingga akhirnya ketemu komposisi yang pas. Sekarang bumbunya buat sendiri, jauh lebih hemat," ungkap Rahman.

Tiap harinya, Rahman menghabiskan 10 ekor ayam, masing-masing berukuran 1,2 kg. Tiap ekornya dibagi menjadi 16 bagian. Karena ukurannya kecil, ia menjual ayamnya dengan harga satuan Rp. 3.500. "Lebih baik harganya murah tapi ukuran kecil, jadi pas untuk pembeli ekonomi bawah yang kita sasar," tutur pria yang sehari-harinya berjualan di kawasan Bekasi Utara ini.

Soal penggunaan minyak, Rahman mengaku hanya menggunakan minyak goreng kemasan, bukan curah. Diakuinya, minyak goreng kemasan lebih awet dan bersih. Tiap harinya, ia menggoreng dengan 5 liter minyak dengan perbandingan 2 liter minyak kemasan baru dan ditambah 3 liter minyak sisa hari sebelumnya.

Agar tetap segar, ayam goreng buatan Rahman tak digoreng sekaligus, melainkan dibagi dalam 3 tahap. Ketika ayam hampir habis terjual, baru Rahman menggoreng lagi stok ayam yang ia simpan di dalam cool box. Jejeran ayam gorengnya tampak disinari oleh lampu yang disebut Rahman 'lampu oven'. Tak cuma membuat ayam tampak menggiurkan, lampu tersebut juga bisa membantu ayamnya tetap hangat.

Rahman juga merinci biaya yang ia keluarkan setiap hari. 10 ekor ayam per ekornya ukuran 1,2 kg dibeli dengan harga Rp 24.000 hingga Rp 26.000. Perharinya, ia juga membeli minyak goreng kemasan ukuran 2 liter dengan harga sekitar Rp 20.000. Biaya lain yang dikeluarkan adalah saus cabai curah, juga bumbu dan tepung.

Ayah 2 anak ini tak segan-segan membeberkan keuntungan yang didapat perharinya. "Tiap hari omzetnya bisa lebih dari Rp 500.000, dan untungnya sekitar setengahnya. Sekitar Rp 200.000-an per hari pendapatan bersihnya," tutur Rahman. Rahman juga rutin menerima pesanan ayam goreng dalam jumlah besar di lingkungan tempatnya berjualan.

Ada beberapa tips usaha yang dijalankan pria asal Tasikmalaya ini. Ia mendirikan usaha di tempat strategis, yaitu di sebuah jalan yang menjadi jalur masuk beberapa komplek perumahan. Ia juga tak segan-segan memberi potongan harga. "Langganan saya biasanya bukan beli satu atau dua potong, tapi langsung sebut, Rp 10.000, Rp 20.000, itu langsung saya beri 3 potong dan 6 potong. Para pembeli sudah pada tahu."

Menurut Rahman, usaha fried chicken ini tergolong usaha yang tak sulit dijalankan. "Dibanding kuliner lain, ayam ini lebih praktis dan untungnya lumayan. Asal konsisten dan menguasai ilmu mengelolanya. Sebagai gambaran, menjual 5 ekor ayam sehari saja sudah cukup untuk menghidupi 2 orang. Modal cukup Rp. 3 juta. Terlihat sepele tapi sebenarnya menjanjikan," tutupnya.