SELAMAT DATANG di WARALABA AYAM PENYET.... Ambil Peluang Usaha AYAM PENYET... SEKARANG!!!!

CARA MEMASAK AYAM PENYET SECARA UMUM

Friday, August 1, 2014

5 Waralaba Kuliner Indonesia Sukses "Go International"

5 Waralaba Kuliner Indonesia Sukses "Go International"


VIVAlife - Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dan pasar yang besar membuat banyak waralaba asing berbondong-bondong menyerbu tanah air. Namun ternyata, waralaba lokal pun tak kalah saing.



Buktinya, banyak waralaba lokal yang berhasil go international dengan membuka cabang di beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina hingga Australia. Hebatnya lagi, omzet mereka bisa mencapai miliaran rupiah. Namanya pun tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Apa saja? Berikut lima di antaranya.

Es Teler 77

Pada tahun 1981, seorang Ibu bernama Murniati Widjaja memenangkan lomba membuat Es Teler di Jakarta. Bermula dari lomba inilah, timbul sebuah gagasan untuk membuka warung tenda sederhana di pelataran teras sebuah pertokoan (Duta Merlin, sekarang Carrefour Harmony) di kawasan Jakarta Pusat.

Warung sederhana dengan nama Es Teler 77 ini merupakan usaha keluarga yang ditangani langsung oleh Ibu Murniati bersama suaminya Trisno Budijanto, anak dan mantunya, Yenny Setia Widjaja dan Sukyatno Nugroho.

Pada tahun 1987, Sukyatno Nugroho mewaralabakan Es Teler 77. Ini merupakan usaha makanan cepat saji asli Indonesia yang pertama menerapkan sistem waralaba.

Dengan 180 gerai yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Es Teler 77 bukan hanya meningkatkan citra makanan Indonesia di negeri sendiri tetapi juga memperkenalkan makanan Indonesia ke mancanegara. Saat ini Es Teler 77 dapat dikunjungi di Singapura, Malaysia dan Melbourne (Australia).

Ayam Bakar Mas Mono

Didirikan Agus Pramono, usaha Ayam Bakar Mas Mono pertama kali dirintis tahun 2001. Namun, sebenarnya di awal tahun 2000, pria asal Madiun itu sudah  membuka warung ayam bakar kaki lima di sebuah lahan kosong di dekat Universitas Sahid, Jakarta.

Ia dibantu oleh sang istri yang jago memasak. Pertama kali berjualan, Mas Mono membawa 5 ekor ayam yang ia jadikan 20 potong.

Dengan omzet sekitar Rp8-12 juta per hari, Ayam Bakar Mas Mono sukses membuka 15 cabang dan melebarkan bisnisnya ke luar Indonesia. Hingga saat ini, ia telah memiliki outlet di Malaysia dan total karyawan mencapai 1.020 orang. Peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010 tersebut juga membuka usaha di bidang biro travel umrah dan haji serta bisnis katering.

JCO Donuts & Coffee

Didirikan tahun 2005 silam, J.CO Donuts mengandalkan sajian donat. Perusahaan ini berdiri di bawah Johnny Andrean Group.

Selain donat, J.CO juga menyediakan kopi Arabika dari Indonesia, Brazil, Kolombia, Kosta Rika, dan Guatemala. Saat ini usaha beromzet milyaran tersebut telah membuka cabang di berbagai negara di Asia antara lain China, Filipina, Malaysia dan Singapura.

Bumbu Desa

Restoran yang menyajikan masakan khas Sunda ini didirikan tahun 2004 oleh Arief Wirawangsadita. Awalnya berbentuk kedai sederhana dengan modal Rp8 juta.

Di tahun 2011, omzet per bulannya mencapai Rp50 juta. Saat ini Bumbu Desa telah memiliki lebih dari 50 cabang di kota-kota besar di Indonesia. Cabangnya juga merambah Malaysia dan Singapura serta berencana membuka di Vancouver, Kanada.

Kebab Turki Baba Rafi

Adalah Hendy Setiono, orang di balik usaha beromzet milyaran Kebab Turki Baba Rafi. Ia juga orang pertama yang mempelopori usaha gerai kebab di Indonesia.

Tahun 2003, untuk pertama kalinya pria asal Surabaya ini membuka bisnis kebab di kota asalnya. Terinspirasi dari perjalanannya ke Qatar, ia mencoba meracik kebab untuk pasar Indonesia.

Dengan modal awal sebesar Rp4 juta hasil pinjaman dari adik perempuannya, Hendy membuka usaha kebabnya bersama seorang teman. Menggunakan gerobak dan mangkal di salah satu sudut Jalan Nginden Semolo, Surabaya. Tak jauh dari area kampus dan tempat tinggalnya.

Di tahun pertama usahanya berjalan, ia berhasil membuka 6 cabang. Masuk tahun kedua, ia memutuskan membuka peluang kerjasama franchise. Tahun ketiga, usaha kebabnya sudah diwaralabakan dan pendirian PT. Baba Rafi Indonesia sebagai pemegang merek dagang Kebab Turki Baba Rafi.

Tak hanya itu, di penghujung tahun 2006, ia tercatat telah memiliki 100 gerai kebab yang tersebar di 16 kota di Indonesia. Juga 42 gerai internasional di Filipina, Thailand, China, Sri Lanka dan Malaysia.

Ia mengaku ingin menjadikan Kebab Turki Baba Rafi menjadi usaha jaringan kebab terbesar di dunia.

Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment