SELAMAT DATANG di WARALABA AYAM PENYET.... Ambil Peluang Usaha AYAM PENYET... SEKARANG!!!!

CARA MEMASAK AYAM PENYET SECARA UMUM

Monday, October 6, 2008

Franchise 2008, Tumbuh Subur dengan Catatan!

By Administrator | June 16, 2008

Baru-baru ini divisi riset Majalah Info Franchise, melakukan sebuah survei selama satu setengah bulan mengenai pertumbuhan & perkembangan franchise di Indonesia. Riset ini dilakukan menggunakan wawancara phone interview yang melibatkan 420 perusahaan yang menggunakan sistem waralaba dalam ekspansi bisnisnya.

Dalam survei tersebut memang tidak menjustifikasi para pelaku dalam kategori franchising ataupun Business Opportunity (BO). Pasalnya, Survey ini hanya mendata mereka yang mengadopsi sistem waralaba dalam ekspansi bisnisnya. Survey tidak mengklasifikasi berdasarkan aturan atau PP No. 42 tahun 2007 untuk memilah apakah mereka franchise atau bukan. Bedasarkan pengakuan dari pelaku usaha, sebanyak 56,8% menyatakan dirinya sebagai franchise. Sedangkan mereka yang menyatakan usahanya sebagai BO sebanyak 30,5%. Lainnya sebanyak 10,7%.

Dari data tersebut diatas, saya melihat bahwa ada sinyal positif dari pelaku bisnis “instant franchise”, mereka tidak lagi klaim dirinya franchise bahkan beberapa merek menegaskan dirinya tidak franchise tapi BO. Selain itu, saya juga melihat bahwa kondisi riil di lapangan pemain lokal intinya masih menggunakan pola waralaba, karena terbentur PP mereka mulai mengaku sebagai BO. Tapi tentunya tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa PP No 42 sangat menghambat dalam berbisnis. Tapi saya melihat, dengan PP waralaba No. 42 akan terjadi seleksi alam menuju waralaba yang berkualitas. Bahkan kondisi ini akan menjadi titik awal membuat bisnis franchise menjadi lebih baik, meskipun disatu sisi sangat memberatkan bagi pelaku bisnis waralaba.

Hasil survey juga menemukan, market size bisnis franchise sangat besar. Omzet secara keseluruhan dari seluruh pemain di bisnis ini untuk 2008 diperkirakan mencapai Rp 81.03 triliun. Bahkan yang menggembirakan pemain lokal mampu menyalip keberadaan merek asing. Pemain lokal mampu membubukan sebanyak Rp 45,49 triliun atau sekitar 56,15%. Sedangkan omzet dari bisnis franchise asing mencapai Rp 35,53% atau setara dengan 43,85%.

Begitu pula dengan penyerapan tenaga kerja, tahun lalu (2007) bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 391.471, maka tahun ini diperkirakan tumbuh menjadi 523.162 karyawan dengan pertumbuhan 33,64%. Angka pertumbuhan penyerapan tenaga kerja ini sejalan dengan pertumbuhan outlet. Ini bukti kembali bahwa franchise berkontribusi terhadap perekonomian terutama penciptaan lapangan kerja. Bahkan jika dihitung-hitung satu karyawan menghidupi 4 orang maka, franchise berkontribusi 2.092.648 jiwa atau mampu menyumbangkan 0,83 % dari total penduduk indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa. Belum lagi bisnis pendukung yang hidup dibalik perkembangan bisnis franchise.

Catatan!
Gemerlap bisnis franchise memang diakui dalam tiga tahun terkhir ini. Dibalik perkembangan yang besar ini juga meninggalkan PR yang besar pula bagi pelaku dan pemerhati di bisnis ini. Seperti ditemui dalam survei beberapa pemain menyatakan tidak melanjutkan sistem franchising. Dari catatan interviewer kami, sedikitnya ada dua alasan utama mereka. Pertama, mereka tidak bisa memenej franchisee-nya atau bermasalah dengan franchiseenya. Kedua, mereka tidak siap memfranchisekan usaha, bahkan cenderung tidak bisa mengelola manajemen franchisenya.

Catatan kedua, saya melihat ada sekitar 48 merek yang difranchisekan tahun 2008 ini, bahkan dari data 700 yang kita dapat beberapa merek relatif kurang dikenal publik. Tentunya tumbuhnya mereka jangan sampai hanya seumur jagung, tapi bagaimana mendorong BO ini menjadi bisnis yang sustain.

Catatan kecil ini merupakan pembelajaran yang baik. Memang sukses dan gagal sudah menjadi hukum dalam sebuah bisnis. Namun, Bagaimana bisnis waralaba Anda tetap sustain atau langgeng dan menghindar dari kegagalan? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab dalam praktik bisnis franchise, namun bukan berarti tidak bisa! Menurut hemat saya, ada empat hal penting yang harus dikuasai dan diimplentasikan oleh franchisor dalam kelanggengan usahanya. Keempat hal tersebut adalah:

1. Pertama, Branding.
Membeli franchise identik dengan membeli merek, makanya menciptakan merek yang kuat tentu tidak bisa ditawar lagi, terlebih ditengah-tengah persaingan bisnis. Perlu dicatat dengan merek yang hebat tentunya mampu memunculkan image, trust dan performance dari franchise Anda. Bahkan lebih berpeluang merebut hati konsumen dibanding dengan merek yang kurang terkenal.

2. Kedua, Support. Mensukseskan outlet franchisee diperlukan support yang berkelanjutan baik support operasional maupun support marketing. Hal ini Anda dapat lakukan, Mulai dari training karyawan, bantuan grand opening, evaluasi lapangan, dukungan pemasaran, dll.

3. Ketiga, System. Membangun system bisnis yang baik & teruji.
Bahkan ada istilah membeli franchise juga identik dengan membeli system, maka franchise Anda diupayakan dapat membangun sistem manajemen, keuangan, pemasaran, pengelolaan SDM, dll.

4. Keempat People. Untuk mengeksekusikan dengan baik hal tersebut diatas jelas diperlukan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi di setiap organisasi franchise Anda.

Secara kesekuruhan hasil survei memperlihatkan potensi dan kontribusi bisnis waralaba yang kian meningkat terhadap perekonomian nasional. Untuk itu, pengawasan dan pembinaan terhadap bisnis franchise sangat diperlukan kedepan. Selamat berbisnis & sukses buat Anda!

Salam Franchise,
Tri Raharjo

No comments:

Post a Comment