SELAMAT DATANG di WARALABA AYAM PENYET.... Ambil Peluang Usaha AYAM PENYET... SEKARANG!!!!

CARA MEMASAK AYAM PENYET SECARA UMUM

Monday, October 6, 2008

Ongkang Ongkang Kaki

By Administrator | February 21, 2008

Membeli bisnis waralaba dipersepsikan banyak individu sebagai bisnis yang pasti untung, pasti sukses, cepat kaya, tidak perlu repot-repot atau tinggal ongkang-ongkang kaki. Benarkah paradigma tersebut?

Ketika Majalah Info Franchise menurunkan Franchise Utama dengan headline franchisee-franchisee sukses pada beberapa bulan yang lalu, banyak respon yang masuk ke meja redaksi kami. Sejumlah blog juga tampak mengomentari isi headline tersebut. Salah satunya dari sebuah blog milik Johanes Anton Witono, pria kelahiran Sorong-Papua yang saat ini menjabat sebagai pegawai perusahaan migas.

Di dalam blog-nya, http://neotb.blogspot.com/2006/11/sukses-franchise-90-franchisee.html Johanes menuturkan, Selama liburan lebaran di Solo kemarin, saya menghabiskan membaca Majalah Info Franchise edisi Oktober 2006. Yang menarik perhatian saya adalah artikel utama pada cover depan majalah, yakni tentang franchisee-franchisee sukses. Artikel tersebut menurunkan tulisan tentang bagaimana kesuksesan bisnis Franchise itu ditentukan faktor terbesarnya oleh franchisee bukan hanya franchisor Padahal, paradigma yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa dengan membeli franchise, pengusaha tinggal angkat kaki dan menerima profit. Ternyata paradigma tersebut tidak sepenuhnya benar 100%.

Paradigma seperti diatas sering saya jumpai. Dalam beberapa kesempatan Andri (bukan nama sebenarnya) seorang franchisor bisnis pendidikan mengutarakan akan sikap franchisee-nya yang acuh. Bayangkan, dalam dua tahun berjalan hanya dua kali dia melakukan kunjungan ke outlet. Tidak hanya itu, program training yang sudah disusun untuk kepentingannya tidak digubrisnya sama sekali. Paling pahitnya, franchisee meminta cepat-cepat memetik untung sesuai yang dijanjikan franchisor.

Berbeda dengan apa yang dialami Andri, Ikhsan (bukan nama sebenarnya) lebih cerdik dalam meminang calon franchisee-nya. Ia menerapkan proses seleksi yang sang-at ketat. Memang mencari franchisee yang ideal, bukan perkara mudah rata-rata dari 50 orang yang mengajukan menjadi franchisee, hanya 2-3 yang saya setujui dan memenuhi syarat, ujarnya. Kenapa? Bukan mereka tidak memiliki modal, tapi rata-rata calon franchisee yang mengajukan hanya ingin sekadar menanamkan uangnya, tanpa mau bersusah payah menjalankan unit bisnisnya, jawabnya.

Dari cerita tersebut kita mendapat banyak pembelajaran. Persepsi ongkang ongkang kaki sudah selayaknya dibuang jauh-jauh. Pasalnya, dalam bisnis apapun tidak mengenal adanya jaminan sukses, paling top jaminan yang diberikan franchisor adalah take over outlet jika memang benar-benar gagal. Memang, ada beberapa bisnis franchise yang menawarkan franchisee-nya tidak perlu repot-repot untuk mengurusi outlet-nya, semuanya sudah dikerjakan oleh franchisor dan franchisee tinggal memetik hasil. Tapi hal ini bukan tipe sesungguhnya dari bisnis franchise. Dari beberapa literatur franchise, franchisee dituntut keterlibatan lebih gigih dalam upaya menghasilkan profit dan mencapai sukses.

Ada tiga faktor utama untuk mencapai sukses dalam bisnis waralaba yaitu franchisor, franchisee dan ketiga, bagaimana memenangkan kompetisi baik sesama brand maupun kompetitor. Sebab itu, dalam tulisan ini saya mengajak semua pemerhati baik itu franchisor, franchisee maupun peminat bisnis franchise, mari kita rubah paradigma ongkang-ongkang kaki guna menciptakan pesona harumnya bisnis waralaba. Selamat Berbisnis!

Salam Franchise,
Tri Raharjo, Pemimpin Redaksi

No comments:

Post a Comment